Sejarawan membaca sumber sejarah

Membaca Sumber Sejarah

“Mr. Keyes. Evidence is not restricted to what you can see with the naked eye.”

Begitulah kira-kira pernyataan terakhir Miles Edgeworth ketika melakukan cross-examination terhadap testimoni terakhir Simon Keyes dalam gim Ace Attorney Investigation 2: Prosecutor’s Path. Edgeworth telah mengetahui fakta bahwa Simon Keyes membunuh body double presiden Zheng Fa, Di Jun-Huang. Ia menduga bahwa sang body double dibunuh dengan cara ditindih dengan menggunakan keranjang balon udara. Tetapi, karena bukti yang minim, ia kesulitan untuk melakukan pembuktian lebih lanjut.

Beruntung, Ema Skye hadir dan membantu Edgeworth mengungkap jejak-jejak “bunga kuning” yang ikut tertindih bersama sang body double saat ia dibunuh. Berkat penyelidikan saintifik yang ia lakukan, Ema berhasil menemukan keberadaan serbuk sari bunga tersebut, terdeteksi di bagian bawah keranjang balon udara yang dikendalikan Keyes. “Sebuah reaksi!” begitulah Ema mengungkapkan kegembiraannya.

Akhirnya, Edgeworth menemukan bukti pasti bahwa Keyes merupakan pelaku pembunuhan body double Di Jun-Huang. Edgeworth juga berhasil membuktikan bahwa Keyes menjadi mastermind atas semua peristiwa yang terjadi dalam gim tersebut.

Dalam tulisan sebelumnya, saya mengungkapkan bagaimana sejarawan bekerja, dengan mengambil Ace Attorney sebagai contoh. Dalam melakukan penelusuran, sejarawan mengumpulkan semua sumber yang bisa ia gunakan sebagai bukti dalam mengungkap suatu peristiwa, untuk menemukan kebenaran yang ada. Dalam konteks sejarah, sumber digunakan untuk menemukan bukti, yang kemudian dimaknai untuk membentuk sebuah rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

Namun, bagaimana cara membaca sumber-sumber tersebut dalam penelitian sejarah? Kita masyarakat awam jarang terpikirkan mengenai pertanyaan ini. Sejarawan serta mahasiswa sejarah juga cenderung untuk menerima apa yang mereka lakukan secara taken-for-granted. Tulisan ringan ini akan membantu kita untuk memahaminya secara ringkas

Baca Juga  Bagaimana Sejarawan Bekerja?

Sejarawan membaca sumber yang ia temukan, baik primer maupun sekunder, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan terhadap sumber tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan untuk mengungkapkan detail, menggali informasi mengenai sumber tersebut.

Pertanyaan “siapa” (who), misalkan, ditujukan untuk mengungkapkan orang atau sekelompok orang yang menulis atau membuat sumber tersebut. Contoh lain, pertanyaan “kapan” (when) diajukan untuk melacak keberadaan sumber tersebut dalam konteks waktu. Contoh berikutnya, pertanyaan “di mana” (where) digunakan untuk menelusuri ruang atau geografis sumber.

Lalu, bukankah hal tersebut bisa kita lihat secara sekilas melalui pembacaan sumber secara dasar? Itu sudah tertuliskan pada bagian keterangan sumber, jika sumber memiliki hal tersebut. Hanya saja, sejarawan tidak berhenti pada pertanyaan “4W” semata (what, where, when dan who). Ia juga bertanya mengenai why (mengapa) dan how (bagaimana).

Kedua pertanyaan tersebut diajukan untuk menggali motif serta berbagai aspek sumber sejarah secara lebih mendalam. Pertanyaan “mengapa” (why), misalkan, digunakan untuk menelusuri motif sumber ditulis atau dibuat. “Mengapa penulis menulis atau membuat sumber tersebut?” begitu biasanya sejarawan memulai penelusuran atas motif sebuah sumber.

Bagaimana dengan pertanyaan “bagaimana” (how)? Pertanyaan ini biasa digunakan sejarawan untuk menelusuri bias dan perspektif penulis. “Bagaimana penulis menyajikan sumber yang ia buat?” biasa menjadi pertanyaan awal sejarawan ketika menguliti sumber sejarah yang ia temukan.

Motif dan bias serta perspektif adalah sesuatu yang tidak tampak hanya dengan mengandalkan mata. Seperti Miles Edgeworth dan Ema Skye yang membuktikan keberadaan serbuk sari melalui penyelidikan saintifik, ia baru terlihat ketika sejarawan memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai apa yang sedang ia kerjakan, sumber yang sedang ia pegang, serta kemampuan berpikir yang mereka miliki.

Baca Juga  Penyajian Sejarah Indonesia dalam Budaya Populer: Sebuah Tantangan

Dengan melakukan pembacaan atas pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”, sejarawan dapat mengetahui unsur tersirat dari sumber. Ketika ia sudah melakukan hal ini, sang sejarawan telah mampu berpikir kritis serta historis.

Miles Edgeworth

Bagaimana Sejarawan Bekerja?

20 Tahun Ace Attorney

Sepucuk Surat Penggemar mengenai Ace Attorney

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tag

Komentar Terbaru