Oversimplified

Konten Sejarah di Ruang Publik Indonesia: Sebuah Catatan Awal

Sejarah menjadi salah satu topik yang sering dikemas para pembuat konten sejarah. Melalui media sosial, mereka mempublikasikan berbagai konten teks dan audio visual yang mengupas masa lalu Indonesia dan dunia. Terkadang, kita menemukan konten tersebut beredar di beranda media sosial kita, siap untuk kita nikmati.

Namun, pernahkah kita bertanya bagaimana para penjaja konten sejarah menyajikan masa silam? Pertanyaan tersebut mungkin tidak banyak terlintas dalam benak kita. Seringkali, setelah menikmati konten sejarah, kita hanya menerima informasi yang disajikan begitu saja, tanpa melakukan kritik lebih lanjut. Alhasil, sejarah masih dipahami sebagai (kumpulan fakta) nuts-and-bolts tentang masa silam, bukan sebagai hasil interpretasi tentang masa silam.

Secara pribadi, saya mengikuti beberapa halaman dan komunitas yang menyajikan konten-konten sejarah. Hingga 2024 ini, saya aktif terlibat sebagai pemilik Historical Meaning, setelah pada 2021 lalu saya menjadi seorang content writer secara sukarela untuk media tersebut. Bisa dikatakan, sedikit banyak saya tahu tentang seluk-beluk penyajian konten sejarah di ruang publik Indonesia.

Satu hal yang dapat saya katakan, bahwa konten-konten sejarah di media sosial Indonesia masih berkutat pada persoalan 4W semata. Mereka hanya memfokuskan pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dan di mana (where). Untuk tulisan biografi tokoh, pertanyaan who akan menonjol, dan untuk peristiwa naratif, pertanyaan what akan dikupas lebih dalam.

Karena mereka cenderung mengemas sejarah dalam ruang 4W semata, mereka masih mengabaikan pertanyaan bagaimana (how) dan mengapa (why) dalam produksi konten. Ini membuat konten sejarah yang disajikan masih tampil sebagai informasi trivial, atau hanya fakta-fakta sejarah yang bersifat kecil dan untuk kesenangan sesaat. Mereka masih belum tergerak untuk menyajikan konten yang lebih bersifat analisis.

Baca Juga  Menyejarahkan Masyarakat Indonesia

Pertanyaan 4W masih belum cukup untuk memaparkan sebuah sejarah. Why dan how, dua pertanyaan lainnya, adalah pertanyaan penting yang perlu disajikan para pembuat konten sejarah ketika memproduksi konten. Disayangkan, mereka masih abai dengan kedua pertanyaan ini.

Benar, terdapat beberapa pembuat konten yang mengupas sejarah sampai ruang terdalam, seperti Tasting History with Max Miller, Simple History, Oversimplified, dan ASISI Channel. Kepada mereka, saya mengucapkan apresiasi mendalam, karena menyajikan konten sejarah yang menampilkan kualitas. Kepada yang lain, saya berharap Anda dapat menyajikan konten yang mendorong pemikiran historis dan kritis pembaca.

Pada akhirnya, ketika arus informasi dan pengetahuan di ruang publik Indonesia semakin masif, penjaja konten sejarah perlu berpikir lebih jauh. Mereka tidak hanya dituntut untuk menyajikan konten sejarah yang kreatif dan unik, tetapi juga mampu mendorong pembaca untuk berpikir lebih lanjut. Ini semua penting, untuk menciptakan generasi Indonesia yang memiliki kesadaran sejarah.

Dua mobil yang terbakar akibat kerusuhan Bali 1999

[Kisah] Menjadi Saksi Kerusuhan Bali

Orang sukses dan maju

Alasan Utama Mengapa Orang Indonesia Masih Belum Maju

2 thoughts on “Konten Sejarah di Ruang Publik Indonesia: Sebuah Catatan Awal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tag

Komentar Terbaru